10 Agustus 2009
6 Agustus 2009
Kedudukan Perempuan dalam perjuangan Syari’ah
Setelah runtuhnya daulah khilafah islamiah kondisi kaum muslimin terpecah belah menjadi negara-negara kecil yang tidak memiliki kekuatan sedikitpun karena tidak adanya khalifah yang melindungi.Hampir seluruh aspek kehidupan kaum muslimin di jajah tanpa terkecuali benteng pertahanan yang paling kecil yaitu, keluarga sudah mulai mereka hancurkan disini yang menjadi sasaran mereka adalah kaum perempuan.Kenapa jadi perempuan?karna perempuan memilikki peranan yang penting dalam keluaga tidak hanya sebagai ibu tapi juga pencetak generasi umat.
Menolak Demokrasi, Menolak Hegemoni *
oleh Muhammad Syarafuddin **
“Mukhthi’un, man thanna yawman anna li-asysya’labi diina – Adalah keliru, orang yang menyatakan bahwa serigala itu punya agama.”—Pepatah Arab
Pengantar
DEMOKRASI sebagai ide, telah terlanjur dianggap mapan Sebagai wacana, dianggap “berkah”. Dan sebagai sistem, “wajib” untuk diterapkan. Harus diakui bahwa demokrasi bisa jadi adalah ide yang paling nyaring gaungnya di dunia politik saat ini. Terutama setelah keruntuhan Uni Soviet, Blok Komunis di tahun 1991. Demokrasi selalu menjadi semacam “syarat-sah” bagi perbincangan para pakar ketika membicarakan politik, ekonomi, atau hukum.
5 Agustus 2009
#1
oleh Muhammad Syarafuddin
“Wajar saja jika Islam itu satu. Tidak butuh digelayuti dengan yang lain, bergandengan atau kompromi. Menyatukan Islam dengan hal yang bukan datang dari dirinya, sama saja merusak watak dan karakter Islam itu sendiri.”
Mengatakan Islam di nomor 01 tentu saja bukan berarti saya bermaksud menyatakan, bahwa agama (Nasrani, Yahudi) atau ideologi lain (Kapitalisme, Sosialisme) adalah nomor 2, 3, 4 dan seterusnya. Tidak, tidak, sama sekali tidak. Membandingkan antara seinci Islam dengan yang lain pun, tentu tidak adil. Maka agama, ideologi, -isme yang lain, silahkan ke nomor puluh, ratus, ribu, atau ratus ribu sesudah Islam. Silahkan.