PK GP IAIN Antasari

14 Maret 2009

Menjegal Demokrasi

Filed under: Demokrasi, Ekonomi, khilafah, nashrah, Pemilu — Tag:, , — pembebasaniain @ 6:20 pm

demokrasi-sang-penjegal

PENYELENGGARAAN PEMILU 2009 dengan anggaran yang telah disetujui DPR adalah Rp. 14,1 trilyun. Sedangkan biaya kampanye dari caleg yang berjumlah ribuan orang, ada yang berani menaksir menembus angka Rp. 50 trilyun. Jika itu caleg, lain untuk kampanye presiden, bisa kita ambil gambaran empat tahun silam. SBY-JK saja menghabiskan Rp. 47 miliar! Fenomena ini tidak hanya ditemukan di Indonesia. AS, George W. Bush menghabiskan US$ 36 juta untuk iklan televisi. Untuk hal yang serupa, Obama merogoh kocek US$ 3,3 juta (Rp. 3,9 miliar) untuk satu hari saja.

Lalu, darimana dana itu sejatinya datang? Sudah sering diutarakan, para empu kapitalis adalah donatur potensial bagi mereka. Jangan dikira sepenuhnya mereka memberi dengan ikhlas tanpa kalkulasi dan titipan kepentingan. Sehingga bagi para pemenang, berkewajiban “balas budi” dalam bentuk pemberian regulasi, produk undang-undang dan segala proyek yang menguntungkan kepada para konglomerat kapitalis. Posisi rakyat? Cuma perahan yang dimintai suara, lepas mendapat legitimasi lalu ditinggalkan.

Banyak dosa-dosa demokrasi yang harus kita jaga baik-baik dalam ingatan. UU Penanaman Modal, UU Migas, UU Sumber Daya Alam, UU BHP/BHMN, serta segenap tindakan lain yang sangat tidak pro rakyat. Semuanya justru mengukuhkan penjajahan dan perampokan ala neo liberal terhadap rakyat Indonesia. Tidak aneh, mengingat demokrasi itu sendiri adalah buah sistem kapitalisme.

Diukur dengan Islam pun, demokrasi jelas-jelas sistem kufur. Ada perbedaan fundamental antara demokrasi dan Islam. Demokrasi meletakkan ukuran benar dan salah serta kedaulatannya bersumber pada prinsip mayoritas, rakyat yang makhluk. Sedangkan Islam mutlak menyatakan bahwa sumber hukum itu syara’ (Qur’an dan Sunnah), inil hukmu illa lillah (QS. Al An’am: 57).

Walau pada kenyataannya, jargon suara rakyat–suara tuhan itu bohong belaka. Demokrasi cuma untuk kaum sekuler, bukan kaum muslimin. Lihat saja, kemenangan mutlak FIS, Aljazair (81 %, Desember 1991) yang mengusung agenda masyarakat dan Negara Islam, malah dibantai junta militer dengan dukungan AS dan Perancis. Hamas yang menang pemilu dan terkenal tegas membela kepentingan kaum muslimin Palestina, justru diboikot dan tidak diakui oleh AS. Sudah mubadzir dan thaghut, munafik pula.

Demokrasi tak lebih dari sekedar ajang perhelatan pemain baru di panggung yang lama. Ganti wajah ganti rezim, tetap tindas tetap jajah. Tak ada bosannya kami mengingatkan. Itu dia akar masalahnya! Penerapan sistem kufur dan busuk ini. Tidak ada jalan keluar dan jalan selamat selain dengan turun revolusi. Ganti sistem dan muliakan Islam pada tempatnya semula. Rakyat Indonesia di bawah naungan syariah dan khilafah. Maha Besar Allah dengan sistemNya yang sempurna.

__________________________________________________________________

PW GP Kalsel | CP. 05116261788

Blog di WordPress.com.