oleh Muhammad Syarafuddin
“Wajar saja jika Islam itu satu. Tidak butuh digelayuti dengan yang lain, bergandengan atau kompromi. Menyatukan Islam dengan hal yang bukan datang dari dirinya, sama saja merusak watak dan karakter Islam itu sendiri.”
Mengatakan Islam di nomor 01 tentu saja bukan berarti saya bermaksud menyatakan, bahwa agama (Nasrani, Yahudi) atau ideologi lain (Kapitalisme, Sosialisme) adalah nomor 2, 3, 4 dan seterusnya. Tidak, tidak, sama sekali tidak. Membandingkan antara seinci Islam dengan yang lain pun, tentu tidak adil. Maka agama, ideologi, -isme yang lain, silahkan ke nomor puluh, ratus, ribu, atau ratus ribu sesudah Islam. Silahkan.